Selasa, 15 Desember 2009

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DAN PENGGUNAAN DEDAK SEBAGAI PENGGANTI BEKATUL PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotu

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DAN PENGGUNAAN DEDAK SEBAGAI PENGGANTI BEKATUL PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH
( Pleurotus ostreatus )

Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-06-30 07:27:36
Oleh : RIANA DWI PUTRANTI (96710070), Agriculture
Dibuat : 2003-06-30, dengan 3 file

Keyword : MOLASE, DEDAK, JAMUR TIRAM PUTIH
Url : http://

Alasan yang melatarbelakangi penelitian dengan penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul adalah yang pertama untuk memanfaatkan bahan buangan (limbah) tanaman pangan yang sangat banyak. Karena menurut Sumiati dan Herbagiandono (1987) secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan lignin tinggi seperti yang dikandung oleh bahan buangan (limbah) tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Selama ini penelitian yang telah banyak dilakukan adalah dengan menggunakan bahan buangan bekatul, jerami dan sekam. Penelitian yang menggunakan sekam mempunyai resiko yang lebih besar karena sekam mempunyai struktur yang lebih kasar sehingga dikhawatirkan pada waktu pengisian media sekam dapat melubangi kantong plastik yang dapat menyebabkan kontaminasi. Selain itu untuk proses dekomposisi sekam memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan bahan yang lain. Sampai saat ini dedak banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan penggunaan dedak pada budidaya jamur belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan bahan dedak sebagai pengganti bekatul. Selain mempunyai kandungan senyawa yang hampir sama, struktur dedak juga tidak terlalu kasar sehingga tidak mempunyai resiko yang besar.
Media tanam jamur yang biasa digunakan adalah media tanam yang terdiri dari campuran serbuk gergaji kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur ditambah dengan air. Dalam penelitian ditambahkan molase yang mengandung gula walaupun dalam jumlah kecil. Diharapkan dengan penambahan molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Sumiati dan Herbagiandono (1987) yang menambahkan gula pasir 5% yang ternyata sangat nyata dalam meningkatkan bobot segar jamur. Selain itu menurut Pamungkas (2000) dengan penambahan molase dapat meningkatkan berat segar jamur dan masa periode panen. Karena molase mengandung senyawa gula, diharapkan molase dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme di dalam sel
. Dengan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul diharapkan memberikan hasil yang sama karena kandungan antara bekatul dan dedak yang hampir sama. Dengan adanya kandungan yang hampir sama maka digunakan dedak sebagai pengganti bekatul karena harga dedak yang lebih murah sehingga dapat menekan biaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga terjadi interaksi antara perlakuan molase dan dedak terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
2. Diduga dengan penambahan molase 68 cc/l, 136 cc/l dan 204 cc/l dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
3. Diduga dengan persentase yang sama antara dedak dan bekatul (16%) akan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
Penelitian ini dilakukan di Rumah Jamur (Unit Produksi) milik Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2002.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tempat sterilisasi, ayakan, kantong plastik, cincin plastik, kapas, kertas lilin, karet gelang, kayu untuk melubangi media tanam, stik untuk inokulasi, bunsen dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: bibit jamur tiram putih, serbuk gergaji kayu sengon (Albazia falcataria), bekatul, tepung jagung, kapur (CaCO3), molase, dedak air dan alkohol 70%.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2faktor dan 3 ulangan.
Faktor 1 adalah konsentrasi penambahan Molase (M) yang terdiri 4 taraf:
M0 : Tanpa penambahan molase
M1 : Penambahan molase 68 cc/l
M2 : Penambahan molase 136 cc/l
M3 : Penambahan molase 204 cc/l
Faktor 2 adalah persentase penggunaan dedak (D) yang terdiri 4 taraf:
D0 : Menggunakan bekatul 16%/kg bahan
D1 : Dedak 14%/kg bahan
D2 : Dedak 16%/kg bahan
D3 : Dedak 18%/kg bahan
Sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 5 kantong plastik tiap kombinasi perlakuan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah, diameter badan buah, jumlah badan buah, berat segar total badan buah serta efisiensi biologis. Pengamatan dilakukan mulai awal inkubasi yaitu pada saat munculnya miselium sampai panen kelima.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadi interaksi antara perlakuan penambahan molase dan penggunaan dedak
terhadap saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah dan jumlah badan buah

2. Penambahan molase 68 cc/l dan 136 cc/l mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada penambahan molase 204 cc/l
3. Perlakuan konsentrasi yang sama antara dedak dan bekatul (16%) tidak memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.

Deskripsi Alternatif :

Alasan yang melatarbelakangi penelitian dengan penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul adalah yang pertama untuk memanfaatkan bahan buangan (limbah) tanaman pangan yang sangat banyak. Karena menurut Sumiati dan Herbagiandono (1987) secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan lignin tinggi seperti yang dikandung oleh bahan buangan (limbah) tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Selama ini penelitian yang telah banyak dilakukan adalah dengan menggunakan bahan buangan bekatul, jerami dan sekam. Penelitian yang menggunakan sekam mempunyai resiko yang lebih besar karena sekam mempunyai struktur yang lebih kasar sehingga dikhawatirkan pada waktu pengisian media sekam dapat melubangi kantong plastik yang dapat menyebabkan kontaminasi. Selain itu untuk proses dekomposisi sekam memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan bahan yang lain. Sampai saat ini dedak banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan penggunaan dedak pada budidaya jamur belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan bahan dedak sebagai pengganti bekatul. Selain mempunyai kandungan senyawa yang hampir sama, struktur dedak juga tidak terlalu kasar sehingga tidak mempunyai resiko yang besar.
Media tanam jamur yang biasa digunakan adalah media tanam yang terdiri dari campuran serbuk gergaji kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur ditambah dengan air. Dalam penelitian ditambahkan molase yang mengandung gula walaupun dalam jumlah kecil. Diharapkan dengan penambahan molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Sumiati dan Herbagiandono (1987) yang menambahkan gula pasir 5% yang ternyata sangat nyata dalam meningkatkan bobot segar jamur. Selain itu menurut Pamungkas (2000) dengan penambahan molase dapat meningkatkan berat segar jamur dan masa periode panen. Karena molase mengandung senyawa gula, diharapkan molase dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme di dalam sel
. Dengan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul diharapkan memberikan hasil yang sama karena kandungan antara bekatul dan dedak yang hampir sama. Dengan adanya kandungan yang hampir sama maka digunakan dedak sebagai pengganti bekatul karena harga dedak yang lebih murah sehingga dapat menekan biaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga terjadi interaksi antara perlakuan molase dan dedak terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
2. Diduga dengan penambahan molase 68 cc/l, 136 cc/l dan 204 cc/l dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
3. Diduga dengan persentase yang sama antara dedak dan bekatul (16%) akan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
Penelitian ini dilakukan di Rumah Jamur (Unit Produksi) milik Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2002.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tempat sterilisasi, ayakan, kantong plastik, cincin plastik, kapas, kertas lilin, karet gelang, kayu untuk melubangi media tanam, stik untuk inokulasi, bunsen dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: bibit jamur tiram putih, serbuk gergaji kayu sengon (Albazia falcataria), bekatul, tepung jagung, kapur (CaCO3), molase, dedak air dan alkohol 70%.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2faktor dan 3 ulangan.
Faktor 1 adalah konsentrasi penambahan Molase (M) yang terdiri 4 taraf:
M0 : Tanpa penambahan molase
M1 : Penambahan molase 68 cc/l
M2 : Penambahan molase 136 cc/l
M3 : Penambahan molase 204 cc/l
Faktor 2 adalah persentase penggunaan dedak (D) yang terdiri 4 taraf:
D0 : Menggunakan bekatul 16%/kg bahan
D1 : Dedak 14%/kg bahan
D2 : Dedak 16%/kg bahan
D3 : Dedak 18%/kg bahan
Sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 5 kantong plastik tiap kombinasi perlakuan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah, diameter badan buah, jumlah badan buah, berat segar total badan buah serta efisiensi biologis. Pengamatan dilakukan mulai awal inkubasi yaitu pada saat munculnya miselium sampai panen kelima.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadi interaksi antara perlakuan penambahan molase dan penggunaan dedak
terhadap saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah dan jumlah badan buah

2. Penambahan molase 68 cc/l dan 136 cc/l mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada penambahan molase 204 cc/l
3. Perlakuan konsentrasi yang sama antara dedak dan bekatul (16%) tidak memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.


Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJIPTUMM
OrganisasiAgriculture
Nama KontakNasar
AlamatJl. Raya Telogomas No. 246
KotaMalang
DaerahJawa Timur
NegaraIndonesia
Telepon+62-341-464318 ext 151
Fax
E-mail Administratorroot@digilib.umm.ac.id
E-mail CKOdigilib@umm.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Editor: infopus@jiptumm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar