Senin, 30 November 2009

Petani Masih Kesulitan Membuat Proposal dan Soal Jaminan

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan IPB (HIMASEIP) menggelar Seminar Kredit UMKM Peternakan bertajuk "Mencari Alternatif Sumber - sumber Pembiayan Kredit UMKM Peternakan," Selasa, (20/11), di Gedung Magister Bisnis (MB) IPB, Bogor.

Dalam seminar tersebut terungkap bahwa petani masih mengalami kesulitan pada persoalan jaminan dan ketidakmampuan petani membuat proposal yang layak bagi perbankan.

"Kita tidak bisa membuat proposal yang dianggap layak oleh perbankan, maka dari itu saya menyarankan agar perbankan dapat mendampingi para petani dalam membuat proposal pengajuan kredit ini," ujar salah seorang petani peternak ayam potong asal Pamijahan, Abdul Madjid, di sesi tanya jawab.

Menurut Madjid, kelemahan seperti inilah yang membuat para petani enggan berurusan dengan perbankan.

Sementara itu, petani peternak asal Leuwiliang sekaligus pembicara, H. Zulfakar, mengatakan, kelemahan tersebut bisa diantisipasi dengan memenuhi aspek-aspek penting, yaitu: aspek kelembagaan, hukum, tekhnis produksi, permodalan, manajemen dan sumberdaya petani.

Menurutnya, dengan memenuhi keenam aspek tersebut, maka para petani akan semakin gampang dan lebih dekat dengan perbankan.

"Untuk mendukung petani, diperlukan pembinaan manajemen usaha melalui pembentukan kelompok tani pengusaha sebagai solusi pemanfaatan modal usaha secara optimal," kata Zulfakar.

Sementara itu, dari sisi perbankan, Vice President Plantation Specialist Bank Mandiri, Ir. Sucipto Prayitno, MM., menanggapi persoalan tersebut dengan mengatakan, perbankan berusaha mendekatkan diri dengan para petani dengan mendirikan bank-bank di tempat yang diyakini dibutuhkan petani dan masyarakat.

"Kita berusaha melayani semua kebutuhan masyarkat Indonesia, termasuk petani dan peternak. Di Bank Mandiri ada empat segmen produk kredit UMKM, yaitu, segmen micro, small, business dan corporate," ujarnya.

Sementara di satu sisi, Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan), Dr.Ir.Mat Syukur, MS., membenarkan, permasalahan petani dalam mendapatkan kredit, terletak pada jaminan dan terbatasnya kemampuan petani dalam pembuatan proposal.

"Permasalahan akses pembiayaan pertanian dikarenakan oleh ketidakmampuan petani/ peternak menyediakan agungan/ jaminan, terbatasnya pengetahuan membuat proposal/ cash flow usaha, terbatasnya jumlah dan jangakauan bank, serta rendahnya kemampuan pegawai bank dalam memahami siklus usaha pertanian," ujarnya.

Mat Syukur mengatakan, ada tiga skim kredit pembiayaan yang dapat diakses oleh petani atau masyarakat umum, yaitu: Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP - E), skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP-3) dan skim penjaminan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM).

Seminar ini menghadirkan Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan), Dr.Ir.Mat Syukur, MS., petani peternak ayam potong Leuwiliang, H. Zulfakar, Vice President Plantation Specialist Bank Mandiri, Ir. Sucipto Prayitno, MM., dan stafnya Agus Budiyono, serta Pengusaha peternak dan akademisi, Dr.Ir.H.rahmat Pambudy, MS.

Dihadiri dan dibuka oleh Wakil Dekan Peternakan IPB, Dr.Ir.Moh. Yamin, serta Keynote Speech, Prof.Dr.Ir.Rizal Syarief, DESS.(man)

cenddawan

jamur tiram