Selasa, 15 Desember 2009

info produk cendawan jamur

Kami menyediakan berbagai macam kebutuhan usaha jamur anda dengan harga yang kompetitif, produk kami dapat dilihat dibawah ini untuk lebih jelasnya.


Bibit jamur tiram putih: harga F3: Rp 4.000/botol untuk 30 log


Bibit jamur tiram coklat: harga F3: Rp4 .000/botol untuk 30 log


Bibit jamur Ling Zhi: harga F3: Rp 8.000/botol untuk 30 log ( beli banyak lebih murah)


Bibit jamur kuping: harga F3: Rp 4.000/botol untuk 30 log)


Bag log jamur tiram putih dan coklat harga 1 log: Rp 1.500/log


Bag log jamur kuping dan LingZhi harga 1 log: Rp 2.000/log


Alat pres bag log harga: Rp 750.000


Kripik jamur tiram harga: 70.000/ kg

Jamur segar @ tiram Rp 7.000/kg

Bagi anda yaang membutuhkan dapat hubungi kami di:

Alamat: jl. Tempel turi km 3 soka martani tempel sleman jogjakarta.

CP: 085292986203

KONSULTASI KAMI LAYANI GRATISSS

harga diatas tidak baku, jadi bisa di nego bisa turun, silahkan hubungi kami jika anda membutuhkan. bagi yang mau pesan bisa langsung hubungi kami.
untuk luar jawa nanti ga usah beli saya ajari pembuatannya. gambar kami kirim, vidio pembuatan dan semua hal yang bisa memudahkan anda membuat alat. hanya kirim biaya 100rb anda akan sangat terampil untuk membuat alat tersebut.
kami tawarkan ini karena tuntutan banyaknya permintaan dari luar jawa tapi terkendala biaya pengiriman yang memang mahal jadi vidio ini kami buat untuk menyiasati kendala tersebut.

mari budayakan jamur di indonesia.....

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DAN PENGGUNAAN DEDAK SEBAGAI PENGGANTI BEKATUL PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotu

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DAN PENGGUNAAN DEDAK SEBAGAI PENGGANTI BEKATUL PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH
( Pleurotus ostreatus )

Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-06-30 07:27:36
Oleh : RIANA DWI PUTRANTI (96710070), Agriculture
Dibuat : 2003-06-30, dengan 3 file

Keyword : MOLASE, DEDAK, JAMUR TIRAM PUTIH
Url : http://

Alasan yang melatarbelakangi penelitian dengan penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul adalah yang pertama untuk memanfaatkan bahan buangan (limbah) tanaman pangan yang sangat banyak. Karena menurut Sumiati dan Herbagiandono (1987) secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan lignin tinggi seperti yang dikandung oleh bahan buangan (limbah) tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Selama ini penelitian yang telah banyak dilakukan adalah dengan menggunakan bahan buangan bekatul, jerami dan sekam. Penelitian yang menggunakan sekam mempunyai resiko yang lebih besar karena sekam mempunyai struktur yang lebih kasar sehingga dikhawatirkan pada waktu pengisian media sekam dapat melubangi kantong plastik yang dapat menyebabkan kontaminasi. Selain itu untuk proses dekomposisi sekam memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan bahan yang lain. Sampai saat ini dedak banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan penggunaan dedak pada budidaya jamur belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan bahan dedak sebagai pengganti bekatul. Selain mempunyai kandungan senyawa yang hampir sama, struktur dedak juga tidak terlalu kasar sehingga tidak mempunyai resiko yang besar.
Media tanam jamur yang biasa digunakan adalah media tanam yang terdiri dari campuran serbuk gergaji kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur ditambah dengan air. Dalam penelitian ditambahkan molase yang mengandung gula walaupun dalam jumlah kecil. Diharapkan dengan penambahan molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Sumiati dan Herbagiandono (1987) yang menambahkan gula pasir 5% yang ternyata sangat nyata dalam meningkatkan bobot segar jamur. Selain itu menurut Pamungkas (2000) dengan penambahan molase dapat meningkatkan berat segar jamur dan masa periode panen. Karena molase mengandung senyawa gula, diharapkan molase dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme di dalam sel
. Dengan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul diharapkan memberikan hasil yang sama karena kandungan antara bekatul dan dedak yang hampir sama. Dengan adanya kandungan yang hampir sama maka digunakan dedak sebagai pengganti bekatul karena harga dedak yang lebih murah sehingga dapat menekan biaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga terjadi interaksi antara perlakuan molase dan dedak terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
2. Diduga dengan penambahan molase 68 cc/l, 136 cc/l dan 204 cc/l dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
3. Diduga dengan persentase yang sama antara dedak dan bekatul (16%) akan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
Penelitian ini dilakukan di Rumah Jamur (Unit Produksi) milik Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2002.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tempat sterilisasi, ayakan, kantong plastik, cincin plastik, kapas, kertas lilin, karet gelang, kayu untuk melubangi media tanam, stik untuk inokulasi, bunsen dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: bibit jamur tiram putih, serbuk gergaji kayu sengon (Albazia falcataria), bekatul, tepung jagung, kapur (CaCO3), molase, dedak air dan alkohol 70%.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2faktor dan 3 ulangan.
Faktor 1 adalah konsentrasi penambahan Molase (M) yang terdiri 4 taraf:
M0 : Tanpa penambahan molase
M1 : Penambahan molase 68 cc/l
M2 : Penambahan molase 136 cc/l
M3 : Penambahan molase 204 cc/l
Faktor 2 adalah persentase penggunaan dedak (D) yang terdiri 4 taraf:
D0 : Menggunakan bekatul 16%/kg bahan
D1 : Dedak 14%/kg bahan
D2 : Dedak 16%/kg bahan
D3 : Dedak 18%/kg bahan
Sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 5 kantong plastik tiap kombinasi perlakuan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah, diameter badan buah, jumlah badan buah, berat segar total badan buah serta efisiensi biologis. Pengamatan dilakukan mulai awal inkubasi yaitu pada saat munculnya miselium sampai panen kelima.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadi interaksi antara perlakuan penambahan molase dan penggunaan dedak
terhadap saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah dan jumlah badan buah

2. Penambahan molase 68 cc/l dan 136 cc/l mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada penambahan molase 204 cc/l
3. Perlakuan konsentrasi yang sama antara dedak dan bekatul (16%) tidak memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.

Deskripsi Alternatif :

Alasan yang melatarbelakangi penelitian dengan penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul adalah yang pertama untuk memanfaatkan bahan buangan (limbah) tanaman pangan yang sangat banyak. Karena menurut Sumiati dan Herbagiandono (1987) secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan lignin tinggi seperti yang dikandung oleh bahan buangan (limbah) tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Selama ini penelitian yang telah banyak dilakukan adalah dengan menggunakan bahan buangan bekatul, jerami dan sekam. Penelitian yang menggunakan sekam mempunyai resiko yang lebih besar karena sekam mempunyai struktur yang lebih kasar sehingga dikhawatirkan pada waktu pengisian media sekam dapat melubangi kantong plastik yang dapat menyebabkan kontaminasi. Selain itu untuk proses dekomposisi sekam memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan bahan yang lain. Sampai saat ini dedak banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan penggunaan dedak pada budidaya jamur belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan bahan dedak sebagai pengganti bekatul. Selain mempunyai kandungan senyawa yang hampir sama, struktur dedak juga tidak terlalu kasar sehingga tidak mempunyai resiko yang besar.
Media tanam jamur yang biasa digunakan adalah media tanam yang terdiri dari campuran serbuk gergaji kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur ditambah dengan air. Dalam penelitian ditambahkan molase yang mengandung gula walaupun dalam jumlah kecil. Diharapkan dengan penambahan molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Sumiati dan Herbagiandono (1987) yang menambahkan gula pasir 5% yang ternyata sangat nyata dalam meningkatkan bobot segar jamur. Selain itu menurut Pamungkas (2000) dengan penambahan molase dapat meningkatkan berat segar jamur dan masa periode panen. Karena molase mengandung senyawa gula, diharapkan molase dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme di dalam sel
. Dengan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul diharapkan memberikan hasil yang sama karena kandungan antara bekatul dan dedak yang hampir sama. Dengan adanya kandungan yang hampir sama maka digunakan dedak sebagai pengganti bekatul karena harga dedak yang lebih murah sehingga dapat menekan biaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan molase dan penggunaan dedak sebagai pengganti bekatul pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga terjadi interaksi antara perlakuan molase dan dedak terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
2. Diduga dengan penambahan molase 68 cc/l, 136 cc/l dan 204 cc/l dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
3. Diduga dengan persentase yang sama antara dedak dan bekatul (16%) akan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
Penelitian ini dilakukan di Rumah Jamur (Unit Produksi) milik Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2002.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tempat sterilisasi, ayakan, kantong plastik, cincin plastik, kapas, kertas lilin, karet gelang, kayu untuk melubangi media tanam, stik untuk inokulasi, bunsen dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: bibit jamur tiram putih, serbuk gergaji kayu sengon (Albazia falcataria), bekatul, tepung jagung, kapur (CaCO3), molase, dedak air dan alkohol 70%.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2faktor dan 3 ulangan.
Faktor 1 adalah konsentrasi penambahan Molase (M) yang terdiri 4 taraf:
M0 : Tanpa penambahan molase
M1 : Penambahan molase 68 cc/l
M2 : Penambahan molase 136 cc/l
M3 : Penambahan molase 204 cc/l
Faktor 2 adalah persentase penggunaan dedak (D) yang terdiri 4 taraf:
D0 : Menggunakan bekatul 16%/kg bahan
D1 : Dedak 14%/kg bahan
D2 : Dedak 16%/kg bahan
D3 : Dedak 18%/kg bahan
Sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 5 kantong plastik tiap kombinasi perlakuan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah, diameter badan buah, jumlah badan buah, berat segar total badan buah serta efisiensi biologis. Pengamatan dilakukan mulai awal inkubasi yaitu pada saat munculnya miselium sampai panen kelima.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadi interaksi antara perlakuan penambahan molase dan penggunaan dedak
terhadap saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah dan jumlah badan buah

2. Penambahan molase 68 cc/l dan 136 cc/l mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada penambahan molase 204 cc/l
3. Perlakuan konsentrasi yang sama antara dedak dan bekatul (16%) tidak memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.


Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJIPTUMM
OrganisasiAgriculture
Nama KontakNasar
AlamatJl. Raya Telogomas No. 246
KotaMalang
DaerahJawa Timur
NegaraIndonesia
Telepon+62-341-464318 ext 151
Fax
E-mail Administratorroot@digilib.umm.ac.id
E-mail CKOdigilib@umm.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Editor: infopus@jiptumm

Kamis, 10 Desember 2009

resep sop jamur

Resep Masakan - Sup Krim Jamur PDF Print E-mail


Sumber : Sahabat Nestle

memasak : 30′
persiapan : 15′ Mudah
4 porsi

Jamur segar yang sedang berlimpah di bulan Desember bisa Anda olah menjadi sup krim yang lembut gurih. Aroma segar jamur makin kuat dengan paduan krim dan susu yang gurih. Hirup selagi hangat dengan roti panggang atau bread stick yang renyah. Rasanya pasti lebih nikmat!

Bahan:
2 sdm mentega
50 g bawang Bombay, cincang
2 siung bawang putih, cincang
300 g jamur champignon, iris tipis
300 ml air
2 buah MAGGI Kaldu Blok Rasa Ayam
5 sdm NESTLÉ® DANCOW Full Cream
300 ml air
sdt pala bubuk

Pelengkap:
Crouton
Krim Kental

Cara membuat :
Tumis bawang Bombay dan bawang putih hingga layu.
Masukkan jamur, aduk hingga layu.
Tuangi air, tambahkan MAGGI, didihkan. Angkat.
Masukkan ke dalam mangkuk blender, proses hingga lembut.
Tuang kembali ke dalam panci, didihkan.
Larutkan susu dan air, tuangkan ke dalam panci, didihkan hingga kental. Angkat.
Sajikan dengan Pelengkapnya.

Kalori : 121 Kal Protein : 4.725 gr Lemak : 7.7 gr Karbohidrat : 9.5 gr Serat : 1.21 gr

Tips :
Jamur champignon adalah jamur kancing, jamur segar yang warnanya putih dengan paying jamur berbentuk bundar seperti kancing. Bisa dibeli di pasar swalayan.

Krim kental atau double cream atau whipping cream adalah krim atau kepala susu yang kadar lemaknya di atas 40%. Dijual dalam kemasan tetrapak di pasar swalayan besar.

Crouton, adalah roti tawar yang dipotong 1×1 cm dan dipanggang/digoreng bersama mentega. Biasa dipakai untuk taburan sup atau selada. Dijual dalam kemasan karton.

DARI SOPIR JADI PENGUSAHA JAMUR

Kaiman, 49 tahun, adalah contoh sosok pengusaha kecil yang mengalami keberhasilan dalam menekuni usaha budidaya jamur tiram berlokasi di Desa Bulu Kandang, Kec. Prigen, Kab. Pasuruan, Jawa Timur

Bapak dua anak itu merintis usaha tersebut sejak 2005 dengan susah payah, dan kini secara rutin telah memasok jamur tiram ke pelanggan rata-rata 100 kg/hari dengan harga jual Rp10.000/kg serta 1.000 unit baglog/media tanam dengan harga jual Rp2.250 per unit, sesudah memperoleh pembinaan dari PT HM Sampoerna Tbk mencakup bantuan peralatan, manajemen serta promosi.

Sebelum menjadi petani jamur tiram, Kaiman selama 14 tahun, sejak 1995 bekerja sebagai sopir angkutan barang rute Surabaya – Bali. Bosan menjalankan kendaraan angkutan barang antar provinsi, lelaki bertubuh kecil itu lantas menghentikan profesinya dan membeli kendaraan bermotor roda empat sistem kredit untuk dioperasikan sebagai angkutan kota di wilayah Kab. Pasuruan.

Akibat sepinya volume penumpang, maka Kaiman tidak memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rumahtangga. Sehingga dia pun tidak melanjutkan usaha angkutan kota.

“Peluang kerja sangat sempit bagi saya sebab saya tidak punya ijazah, mengingat tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Dalam keadaan seperti ini, pada 2005 ada tawaran untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan di bidang budidaya jamur dari HM Sampoerna, maka saya mengikutinya,” ujar Kaiman.

Desa tempat tinggal Kaiman memang berada di sekitar pabrik sigaret kretek mesin (SKM) yang dioperasikan PT HM Sampoerna Tbk di Sukorejo, Kab. Pasuruan. Dan industri rokok tersebut memiliki program pemberdayaan masyarakat desa berupa pelatihan usaha sesuai potensi desa setempat, yang dilakukan melalui lembaga Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna.

Kaiman mengaku pada 2005 mengikuti pelatihan usaha di PPK Sampoerna selama 14 hari berupa bimbingan tentang pengadaan bibit sistem kultur jaringan, proses pembuatan media tanam jamur tiram dan metode pembudidayaannya. Bahkan ada pula pelatihan membuat makanan berbahan baku jamur.

Ada 20 peserta dari Desa Bulu Kandang yang turut dalam pelatihan budidaya jamur tiram, kemudian secara berbarengan memulai usaha tersebut. Tetapi dalam perkembangannya beberapa orang tidak berlanjut dan sebagian besar lainnya merintis pertanian jamur termasuk Kaiman.

Dengan bermodalkan 1.000 unit baglog, Kaiman memulai usaha budidaya jamur tiram dengan penuh keseriusan. Tempat budidaya yakni bangunan berdinding gedeg/bambu telah dimiliki, maka wirausaha jamur dapat dilaksanakan.

Berdasarkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan, media tanam terdiri dari serbuk kayu gergajian, dedak/katul, tepung jagung dan kalsium yang dibungkus plastik dengan bobot 1,1 kg per unit baglog.

Kumbung seluas 50 m2 (lebar 5 meter x panjang 10 meter) dapat dimanfaatkan untuk pembudidayaan 5.000 unit baglog.“Jamur tiram tergolong tanaman yang cepat tumbuh dan setiap unit baglog dapat menghasilkan panenan hingga 1 kg selama 5 bulan, lalu diganti media tanam baru. Tetapi saat panen perdana saya kesulitan mencari pasar,” kenang Kaiman.

Untuk itu, dia melakukan penjualan keliling guna menawarkan jamur tiram ke restoran dan swalayan, sementara di pasar tradisional umumnya belum terbiasa digunakan menjual komoditas tersebut sebab masyarakat luas belum terbiasa mengkonsumsi jamur tiram.

Dengan didasari ketekunan untuk meraih keberhasilan, Kaiman tidak lelah memasarkan jamur tiram ke calon pembeli potensial yakni para pengepul maupun restoran pengguna jamur untuk bahan masakan.

“Selain mencari terobosan pasar sendiri, saya juga dibantu PPK Sampoerna untuk mempromosikan jamur yang dipajang di etalase PPK Sampoerna sekaligus diikutkan pameran bersama pengusaha kecil lainnya yang dibina Sampoerna,” papar Kaiman.

Berkat ketekunan dalam memperluas pasar, Kaiman berhasil mendapatkan order dari para pengepul maupun restoran di berbagai kota (tidak terbatas di wilayah Kab. Pasuruan). Seiring semakin besarnya daya serap pasar, Kaiman pun dapat meningkatkan volume usahanya.

Kini dia memiliki beberapa kumbung yang digunakan membudidayakan puluhan ribu unit baglog. Selain itu, juga memenuhi permintaan baglog dari petani Dengan demikian, Kaiman mampu memunculkan petani-petani jamur di beberapa daerah.

Sesuai tuntutan pasar, Kaiman harus menyiapkan jamur dan baglog dalam jumlah yang cukup. Untuk menggerakkan kegiatan usahanya, dia kini didukung 12 tenaga kerja yang diupah secara harian.

“Saya kini rata-rata memasok baglog sebanyak 1.000 unit per hari dengan harga jual Rp2.250 per unit antara lain memenuhi permintaan dari Dinas Pertanian dan Perum Perhutani di beberapa kabupaten/kota, selain pesanan langsung dari petani/pembudidaya. Ini membuktikan konsumsi jamur semakin meningkat,” papar Kaiman.

Meningkatnya konsumsi jamur otomatis berdampak positif terhadap peningkatan omset Kaiman. Soalnya, harga jual jamur tiram sebesar Rp10.000/kg, sedangkan Kaiman mampu memasarkan 100 kg/per hari memenuhi pengepul dan restoran.

Untuk memperlancar kegiatan usaha budidaya jamur tiram dibutuhkan ketersediaan bahan baku utama yakni serbuk gergajian kayu. Masalahnya, serbuk kayu gergajian di Kab. Pasuruan kini mulai langka, sehingga harus dicari hingga kabupaten-kabupaten tetangga yakni di Kab. Malang dan Kab. Lumajang.

Harga beli serbuk kayu Rp8.000 per sak ukuran 40 kg, yang dapat diolah menjadi 25 unit baglog, sehingga berdasarkan kalkulasi cukup menguntungkan kendati ditambah jenis bahan lain untuk media tanam.

Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya jamur tiram dan produksi baglog, Kaiman kini benar-benar mampu menikmati hasilnya. Dia optimis usaha yang digelutinya sejak empat tahun terakhir akan mampu meningkat lagi di masa-masa mendatang.

Community Development Executive PT HM Sampoerna, Widowati, menjelaskan Kaiman merupakan bagian dari puluhan pengusaha kecil binaan perusahaan tersebut yang masih perlu pendampingan hingga benar-benar mampu mandiri.

“Kami sejak tahun lalu juga mengoperasikan UKM (Usaha Kecil Menengah) Center di Central Business District Taman Dayu, Kab. Pasuruan, yang memiliki fasilitas untuk men-display produk yang dihasilkan mitra binaan. UKM Center juga dijadikan ajang per-temuan sesama pengusaha kecil untuk saling tukar informasi dan berlatih tentang pemasaran,” papar Widowati.(www.bisnis.com/life inspirasi negeri)

Rabu, 02 Desember 2009

CARA PENGUJIAN KANDUNGAN SEKAM DALAM DEDAK


Fluoroglucinol adalah bahan untuk melakukan test kandungan sekam pada dedak padi (Li-Test). Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menghindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan flouroglucinol.

Prinsip kerjanya berdasarkan sifat Fluoroglucinol yang tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan fluoroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.

Langkah – Langkah uji kandungan sekam dalam dedak padi :

  1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)
  2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm
  3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam
  4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk
  5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk
  6. Pipet 4 ml fluoroglucinol ke masing-masing petri disk
  7. Aduk sampai homogen
  8. Diamkan 10-15 menit
  9. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standart

PERALATAN BUDIDAYA JAMUR DARI "CENDAWAN JAMUR"

PERALATAN BUDIDAYA JAMUR MURUPAKAN SALAH SATU YANG SANGAT

DIBUTUHKAN BAGI PEMBUDIDAYA JAMUR.

UNTUK MENINGKATKAN EFESIENSI PRODUKSI DAN MENGHEMAT BIAYA. DENGAN

ALAT YANG TERJANGKAU TAPI BERDAYA GUNA LEBIH ADALAH DAMBAAN BAGI

SEMUA PRODUSEN BAGLOG MAUPUN PEMBUDIDAYA. MULAI DARI PLASTIK, ALAT

STERILISASI, ALAT PENGEPRESS/PEMADAT OTOMATIS.

KAMI MENYEDIAKAN SEMUA YANG ANDA BUTUHKAN, MULAI DARI JAMUR SEGAR,

PLASTIK BAGLOG STANDAR, CINCIN, ALAT STERILISASI, BIBIT F3, BIBIT F2, ALAT

PEMADAT.

PRODUK ANDALAN KAMI ADALAH ALAT PEMADAT OTOMATIS YANG SANGAT

EFISIEN DARI SEGI KONSUMSI LISTRIK, KECEPATAN KERJA DAN KETAHANAN/

KEAWETAN PRODUK.

KAMI MELAYANI PEMESANAN ALAT TERSEBUT DENGAN HARGA YANG SANGAT

KOMPETITIF.

PELAYANAN LUAR PULAU JAWA MAUPUN DIJAWA BISA KAMI LAYANI.

HUBUNGI "CENDAWAN JAMUR" CP: 085292986203, SMS OK, TLP OK.

JL. TEMPEL TURI KM 3 SOKAMARTANI MERDIKAOREJO TEMPEL SLEMAN JOGJA

BERTANI JAMUR TIRAM

Rasanya tidak asing lagi dengan kata kata jamur tiram, mulai dari kalangan bawah maupun yang berduit, jamur tiram dapat dimasak macam macam, dari soto, lumpia, bakso jamur, omlet jamur, sate jamur, sosis jamur, gudeg jamur bahkan masih buanyak lagi jamur itu diolah. jamur merupakan tanaman pangan yang sedang menjadi trend dewasa ini, jamur untuk obat, jamur untuk hiasan terutama jamur yang dikonsumsi...

resto yang menyediakan makanan khusus jamur juga mulai marak, dengan berbagai variasi menu dan hasil olahannya.

di jogjakarta banyak terdapat resto yang khusus menjual makanan yang berbahan dasar jamur, baik tiram, kuping, linzi, shitake, kancing, merang dll.

hendaknya dengan kandungan gizi jamur yang sangat tinggi masyarakat sadar untuk mengkonsumsi makanan yang murah tapi bermanfaat tersebut.

cara penjualan jamur dan kandungan gizi

Penjualan jamur kian mudah dengan bantuan alat komunikasi yang canggih baik internet, hp atau promosi yang gencar sehingga pembeli datang dengan sendirinya. pembeli yang di luar pulau pun dapat menikmati lezatnya jamur tiram yang aku kirim.....

sumatra, kalimantan, samarinda semua dapat menikmati....

ayo siapa lagi yang mau ikut menikmati lezatnya jamur tiram????

Jamur tiram mempunyai kandungan protein yang tinggi bahkan melebihi telur, tetapi sangat rendah kolesterol...

dari analisis proksimat aku dapatkan ternyata kandungannya baik bagi semua umur konsumen, baik yang tua muda balita, asal jangan bayi 3 bulan aja yang dikasih....

dari beberapa literatur didapatkan gambaran gizi sebagai berikut:

Kandungan gizi

Tidak hanya menyedapkan, jamur mempunyai kandungan gizi cukup baik. Komposisi kimia yang terkandung tergantung jenis dan tempat tumbuhnya. Dari hasil penelitian, rata-rata jamur mengandung 19-35 persen protein. Dibanding beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen), ia berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, sekitar ada sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Yang istimewa 72 persen lemaknya tidak jenuh, jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavine), niasin dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg, dan Cu. Kandungan serat mulai 7,4-24,6 persen sangat baik bagi pencernaan. Jamur mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet.

Hasil studi di Massachusett University menyimpulkan bahwa riboflavin, asam Nicotinat, Pantothenat, dan biotin (Vitamin B) masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. Hasil penelitian dari Beta Glucan Health Center menyebutkan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mengandung senyawa Pleuran (di Jepang, jamur tiram disebut Hiratake sebagai jamur obat), mengandung protein (19-30 persen), karbohidrat (50-60 persen), asam amino, vit B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (Niacin), B5 (asam panthotenat), B7 (biotin), Vit C dan mineral Calsium, Besi, Mg, Fosfor, K, P, S, Zn. Dapat juga sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, dan antioksidan.

Para peneliti dari Ujagar Group (India) menyampaikan, bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus dengan alasan: 100 persen sayuran dan bersih; mengandung protein tinggi dan kaya vitamin-mineral; rendah karbohidrat, lemak dan kalori; bagus untuk liver, pasien diabetes, dan menurunkan berat badan; berserat tinggi membantu pencernaan; antiviral dan antikanker; mudah memasaknya dan mudah dicerna; dan jamur tiram merupakan jamur yang paling enak rasanya dibanding jamur pangan lainnya.

Dari hasil penelitian Departemen Sain, Kementerian Industri Thailand, jamur tiram (Oyster mushroom) mempunyai kandungan: protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59 persen, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen, abu 1,14 persen. Per 100 gram jamur tiram segar, mengandung 45,65 kalori, 8,9 miligram (mg) kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B-1, 0,75 mg vitamin B-2, dan 12,40 mg Vitamin C. Jamur juga mengandung folic acid yang cukup tinggi, konon mampu menyembuhkan anemia.

Sebagai perbandingan, tempe yang terbuat dari kedelai yang kaya serat dan juga sebagai sumber berbagai nutrien seperti calsium, Vitamin B, dan besi, mempunyai kandungan sebagai berikut: kalori 204, protein 17 gram, lemak 8 gram, karbohidrat 15 gram, calium 80 mg, Fe (Besi) 2 mg, dan Zn 0,2 mg.

Bisa dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram dan Vitamin C-nya juga 0,0 gram. Maka, kandungan gizi jamur masih lebih komplet sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Antikolesterol

Disebutkan bahwa para peneliti penyakit kanker menyarankan bahwa sebaiknya manusia mengonsumsi daging merah tidak lebih dari tiga ons per hari atau kurang dari itu. Daging tersebut adalah daging sapi, kerbau, kambing, dan babi yang dapat menyebabkan risiko lebih tinggi sebagai penyebab kanker usus, dan juga kemungkinan payudara, prostat, pankreas, perut, dan kanker ginjal. Kecil kemungkinan terkena kanker apabila mengonsumsi ayam dan ikan, dan untuk beberapa kasus malahan dapat melawan kanker. Sehubungan dengan hal itu, untuk yang senang mengkonsumsi burger disarankan untuk diselang-seling dengan ayam, seafood, sayuran, dan jamur (Anonympus, 1999).

Saat ini beberapa jamur digunakan sebagai obat untuk melawan kolesterol, kanker, dan AIDS. Senyawa aktif jamur yang terkandung dikabarkan dapat sebagai antijamur, antibakteri, dan antivirus dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat membunuh serangga dan nematoda. Pada tahun 1960, para peneliti berhasil menemukan pengaruh beberapa jamur sebagai antitumor. Komponen aktif yang dimaksud adalah polysaccharida, dan khususnya adalah Beta - D - Glucans. Sebagai standardisasi produk dari jamur tiram (Plurotus ostreatus dan P. eryngii) disebut Plovastin yang dipasaran sebagai suplemen penurun kolesterol. Komponen aktif dari Plovastin adalah statin, secara baik menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia (Itzkovich, 2001).

Hasil dari penelitian Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang "Natural products with hypolipemic and anti oxidant effect". Telah dilakukan studi pada sebuah grup dengan 57 laki-laki: perempuan = 1:1, usia setengah umur, dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama satu bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulan, secara statistik sangat menjanjikan, yakni kolesterol dan serum turun 12,6 persen dan triglycerol turun 27,2 persen. Jamur tiram juga mempunyai efek antioksidan dengan turunnya hasil peroksidasi di dalam eritrosit.

Beta-1,3/1-6-Glucan secara alami berasal dari polysaccharida yang secara intensif dipelajari sejak tahun 1950 sebagai antitumor dan perangkat immunostimulating (pemicu kekebalan). Pleuran adalah Beta- 1,3/1-6-Glucan diisolasi dari jamur tiram yang mempunyai kandungan polysaccharida tinggi, biasa digunakan untuk cream, salep, suspensi, dan bedak untuk perawatan wajah di dunia oleh peneliti dan perusahaan kosmetik untuk formulasinya (Contoh; Estee Lauder dan Clinique). Konsentrasi 0,5-2,00 persen. Perawatan wajah ini berguna untuk mengikat air, melembabkan kulit dan anti-inflamasi. Percobaan pada 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 persen kondisinya membaik, 18,2 persen sembuh total (Kuniak et al, 1995. Faculty of Pharmacy and STV, Batislava, Slovak Republic in Beta Glucan Health Center, www.glucan.com/therapy 2002).

Sumber: Kompas, Jum'at 30 Agutus 2002

Senin, 30 November 2009

Petani Masih Kesulitan Membuat Proposal dan Soal Jaminan

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan IPB (HIMASEIP) menggelar Seminar Kredit UMKM Peternakan bertajuk "Mencari Alternatif Sumber - sumber Pembiayan Kredit UMKM Peternakan," Selasa, (20/11), di Gedung Magister Bisnis (MB) IPB, Bogor.

Dalam seminar tersebut terungkap bahwa petani masih mengalami kesulitan pada persoalan jaminan dan ketidakmampuan petani membuat proposal yang layak bagi perbankan.

"Kita tidak bisa membuat proposal yang dianggap layak oleh perbankan, maka dari itu saya menyarankan agar perbankan dapat mendampingi para petani dalam membuat proposal pengajuan kredit ini," ujar salah seorang petani peternak ayam potong asal Pamijahan, Abdul Madjid, di sesi tanya jawab.

Menurut Madjid, kelemahan seperti inilah yang membuat para petani enggan berurusan dengan perbankan.

Sementara itu, petani peternak asal Leuwiliang sekaligus pembicara, H. Zulfakar, mengatakan, kelemahan tersebut bisa diantisipasi dengan memenuhi aspek-aspek penting, yaitu: aspek kelembagaan, hukum, tekhnis produksi, permodalan, manajemen dan sumberdaya petani.

Menurutnya, dengan memenuhi keenam aspek tersebut, maka para petani akan semakin gampang dan lebih dekat dengan perbankan.

"Untuk mendukung petani, diperlukan pembinaan manajemen usaha melalui pembentukan kelompok tani pengusaha sebagai solusi pemanfaatan modal usaha secara optimal," kata Zulfakar.

Sementara itu, dari sisi perbankan, Vice President Plantation Specialist Bank Mandiri, Ir. Sucipto Prayitno, MM., menanggapi persoalan tersebut dengan mengatakan, perbankan berusaha mendekatkan diri dengan para petani dengan mendirikan bank-bank di tempat yang diyakini dibutuhkan petani dan masyarakat.

"Kita berusaha melayani semua kebutuhan masyarkat Indonesia, termasuk petani dan peternak. Di Bank Mandiri ada empat segmen produk kredit UMKM, yaitu, segmen micro, small, business dan corporate," ujarnya.

Sementara di satu sisi, Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan), Dr.Ir.Mat Syukur, MS., membenarkan, permasalahan petani dalam mendapatkan kredit, terletak pada jaminan dan terbatasnya kemampuan petani dalam pembuatan proposal.

"Permasalahan akses pembiayaan pertanian dikarenakan oleh ketidakmampuan petani/ peternak menyediakan agungan/ jaminan, terbatasnya pengetahuan membuat proposal/ cash flow usaha, terbatasnya jumlah dan jangakauan bank, serta rendahnya kemampuan pegawai bank dalam memahami siklus usaha pertanian," ujarnya.

Mat Syukur mengatakan, ada tiga skim kredit pembiayaan yang dapat diakses oleh petani atau masyarakat umum, yaitu: Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP - E), skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP-3) dan skim penjaminan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM).

Seminar ini menghadirkan Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan), Dr.Ir.Mat Syukur, MS., petani peternak ayam potong Leuwiliang, H. Zulfakar, Vice President Plantation Specialist Bank Mandiri, Ir. Sucipto Prayitno, MM., dan stafnya Agus Budiyono, serta Pengusaha peternak dan akademisi, Dr.Ir.H.rahmat Pambudy, MS.

Dihadiri dan dibuka oleh Wakil Dekan Peternakan IPB, Dr.Ir.Moh. Yamin, serta Keynote Speech, Prof.Dr.Ir.Rizal Syarief, DESS.(man)

cenddawan

jamur tiram